Kamis, 16 Januari 2014

makalah " PERKEMBANGAN ANAK DALAM BERBAGAI SEGI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN "






PERKEMBANGAN ANAK DALAM BERBAGAI SEGI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Psikologi Perkembangan
Nama Pengampu : Drs. H.A.Zaenal Abidin,M.Pd.



Disusun oleh:
Tri Rokhayati                                          1401413309
Eki Susilowati                                          1401413356
Sri Nunuk Wulandari                             1401413357
Arina Sarofah                                          1401413373





PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya. Selain itu kita harusmengerti psikologi anak, kemampuan anak, kelemahan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu yang dapat meliputi aspek-aspek psikis maupun sosialnya. Untuk itu kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik dalam aspek-aspeknya sehingga dapat diimplikasiklan dalam dunia kependidikan.

B.     Rumusan Masalah
1. Apakah itu perkembangan kognisi?
2. Bagaimana implikasinya terhadap perkembangan bahasa?
3. Bagaimana implikasinya terhadap perkembangan moral?
4.  Apakah  perkembangan konsep diri dan peranan sosial?
5. Bagaimana implikasinya terhadap berbagai segi dalam pendidikan?












BAB II

PEMBAHASAN


A.       Perkembangan Kognitif
Teori Perkembangan Kognitif  dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog  Swiss yang hidup tahun1896-1980. Teorinya  memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
Dalam  tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak. Keinginan terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya. Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah‘menangis’. Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain  juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode.
2. Pra-operasional (usia2-7tahun)
Anak pada masa ini memiliki kecenderungan untuk meniru orang disekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mulai mengertimotivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis-rumit. Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.
3. Operasional Kongkrit (usia7-11tahun)
Anak pada tahap ini mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
1. Pengurutan
Kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atauciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannyadari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
2. Klasifikasi
Kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwaserangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut.
3. Decentering
Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagimenganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yangtinggi.
4. Reversibility
Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapatdiubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepatmenentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.
5. Konservasi
Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-bendaadalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-bendatersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak,mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelasitu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.
6. Penghilangan sifat Egosentrisme
Kemampuan untuk melihat sesuatu darisudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalamkotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalamlaci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akanmengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walauanak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
4. Operasional Formal (usia 11 tahun keatas)
Pengajaran pada anak pra-remaja ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah  mengerti  konsep dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga.Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.



B.        Implikasi Perkembangan Terhadap Bahasa
Tiap manusia mengawali komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa tangisan mulai dari bahasa tangis sampai proses berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah, pantomim, atau seni.Bahasa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan seseorangdisimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Perkembangan bahasa terdiri atas dua periode besar, yaitu periode prelinguistik (antara 0-1 tahun) dan linguistik (1-5 tahun). Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:1). Fase satu kata atau holofrase
Fase ini mempergunakan satu kata untuk menyatakan ikiran yang kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan, atau temuan tanpa perbedaan yang jelas. Umumnya kata pertama yamg diucapkan oleh anak adalah kata benda.2). Fase lebih dari satu kata Fase ini terjadi pada anak berusia 18 bulan. Anak sudah dapat membuat kalimatsederhana yang terdiri dari dua kata. Dan orang tua mulai melakukan tanya jawab dengananak secara sederhana.3). Fase diferensiasiPeriode terakhir dari masa balita ini antara 2,5-5 tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Anak sudah dapat menyusun kalimat, pertanyaan, menjawab, dan memerintah.
a. Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh adalah cara seseorang berkomunikasi dengan mempergunakan bagian-bagian dari tubuh yaitu gerak isyarat, ekspresi wajah, sikap tubuh. Bahasatubuh merupakan ungkapan komunikasi anak yang paling nyata karena merupakanekspresi perasaan serta keinginan mereka terhadap orang lain.
b. Bicara                     
Bicara adalah salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Tujuan dari bicaraadalah:
1). Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan.
2). Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain.
3). Sebagai alat untuk membina hubungan sosial.
4). Sebaga alat untuk mengevaluasi diri sendiri.
5).Dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain.
6). Untuk mempengaruhi pikiranorang lain.

c. Potensi anak berbicara, didukung oleh beberapa hal:
1.   Kematangan alat berbicaraAlat-alat berbicara baru dapat berfungsi dengan baik setelah sempurna dan dapatmembentuk atau memproduksi suatu kata dengan baik sebagai permulaan berbicara.
2.   Kesiapan berbicaraKesiapan mental anak sangat bergantung pada pertumbuhan dan kematanganotak.Biasanya dimulai anak berusia12-18 bulan.
3.    Adanya teladanAnak membutuhkan contoh tertentu agar dapat melafalkan kata dengan tepat yangselanjutnya menyusun kalimat yang berarti.
4.   Kesempatan berlatihApabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan timbulfrustasi.
5.  Motivasi untuk belajar dan berlatihMemberikan motivasi dan melatih anak untuk bicara sangat penting bagi anak karena untuk memenuhi kebutuhannya untuk memanfaatkan potensi anak.
6.  BimbinganBimbingan sangat penting untuk mengembangkan potensi anak. Bimbingansebaiknya selalu dilakukan secar terus-menerus dan konsisten sehingga anak tidak mengalami kesulitan apabila berbicara.

d. Gangguan dalam Perkembangan Bicara
Antara lain:
·         Anak cengeng. Anak yang seringkali menangis dengan berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada fisik maupun psikis anak. Dari segi fisik adalah berkurangnya energi yang dapatmenyebabkan kondisi anak tidak fit. Sedangkan gangguan psikis yang muncul adalah perasaan ditolak atau tidak dicintai oleh orang tuanya atau anggota keluarga lain.
·         .Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain. Hal ini disebabkan kurangnya perbendaharaan kata pada anak dan juga orang tuaseringkali berbicara sangat cepat dengan mempergunakan kata-kata yang belumdikenal oleh anak.
C.  Implikasi terhadap perkembangan Moral.
Beberapa proses pembentukan prilaku dan sikap anak antara lain:
a. Imitasi (imitation)
Yaitu peniruan sikap, cara pandang serta tingkah laku orang lain yang dilakukandengan sengaja oleh anak .Anak mula melakukan peniruan sejak usia 3 tahun. Seringkali anak tidak hanya meniru prilaku orang lain tetapi juga ekspresi orang lainterhadap sesuatu. Anak yang menolak orang tuanya tidak meniru prilaku orang tuanyatetapi tanpa disadarinya anak akan meniru sikap oran tuanya yang dapatmempengaruhi prilaku anak tersebut.
b. Internalisasi
Yaitu suatu proses yang merasuk pada diri anak karena pengaruh sosial yang paling mendalam dalam kehidupannya. Dalam internalisdasi faktor yang paling penting adalah adanya keyakinan dan kepercayaan pada anak tersebut terhadap pandangan atau nilai tertentu dari orang lain dalam pergaulan sehari-hari.
c. Introvert dan ekstrovert
Introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya. Minat, sikap, dan keputusan yang diambil berdasar pada perasaan pemikiran dan pengalamannya sendiri. Sedangkan ekstrovert adalah kecenderunganseseorang untuk mengarahkan perhatian keluar dirinya. Minat dan keputusan yangdiambil lebih banyak dtentukan oleh orang lain atau lingkungan.
d. Kemandirian
Pada anak istilah kemandirian sering kali dikaitkan dengan kemampuan anak untuk melakukan segala sesuatu berdasar kekuatan sendri tanpa bantuan orangdewasa. Kemandirian tidak sebatas tindakan, tetapi bertalian dengan sikap psikologis.Dasar kemandirian adalah adanya rasa percaya diri seseorang untuk menghadapi sesuatu dalam kehidupannya. Kemandirian anak biasanya timbul mulai saat berpisah dengan orang dewasa, ingin mengetahui sesuatu, dan kesadaran bahwa dia harus berbuat sesuatu tanpa tergantung pada orang lain.
e. Ketergantungan
Karena kebutuhan hidupnya, anak usia 6-12 tahun akan sangat tergantung pada orang tua atau orang dewasa lain. Seiring bertambahnya usia ketergantungan tersebut akan berubah menjadi kemandirian. Anak yang masih mempertahankan perilaku seperti pada masa kanak-kanak akan mengalami kesulitan sehingga ia mengalami ketergantungan. Anak tersebut memiliki ketidakmandirian yang mencakup fisik dan mental dan perilakunya yang berlainan dengan anak lainnya. Anak ini pada umumnyamerasa rendah diri atau inverior karena tidak dapat bersikap mandiri dan hidupnya selalu tergantung dengan orang lain.
f.. Bakat
Bakat merupakan potensi dalam diri seseorang. Menurut ilmu pengetahuanterdapat dua jenis bakat yaitu:1).Bakat yang bertalian dengan kemahiran atau kemampuan mengenai suatu bidangkhusus.2).Bakat yang diperlukan untuk berhasil dalam pendidikan khusus.
Terdapat 3 faktor utama yang dapat mempengaruhi tampilnya bakat anak yaitu:
1).Faktor Motivasi Faktor ini berhubungan dengan daya juang anak untuk mencapai sasaran tertentu.Orang tua dan guru harus memberikan motivasi kepada anak.
2).Faktor nilai(value), Faktor ini berkaitan dengan bagaimana seseorang memberi arti terhadap hasil pekerjaan yang sesuai bakatnya.
3).Konsep Diri Anak yang memilki konsep diri yang positif selalu berusaha berinteraksi secara timbal balik dengan sesuatu yang merupakan aktualisasi bakatnya sehingga anak ituakan lebih mudah mencapai sesuatu yang dicita-citakannya
.D.  Perkembangan konsep diri dan peranan sosial
Perkembangan konsep diri dan peranan social merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan psikososial peserta didik. Konsep diri terbentuk melalui proses belajar yang berlangsung sejak masa pertumbuhan hingga dewasa. Konsep diri memengaruhi perilaku peserta didik dan akan mempunyai hubungan yang sangat menentukan proses pendidikan dan prestatasi belajar peserta didik.
E.  Implikasi terhadap berbagai segi pendidikan.
Implikasi perkembangan anak terhadap segi pendidikan salah satunya adalah terhadap penyelenggaraan pendidikan. Sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang, maka proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi antara dua faktor yang sama-sama penting kedudukannya yaitu faktor hereditas dan faktor lingkungan. Keberadaan dua faktor tersebut tidak bisa dipisakan satu sama lainnya karena kenyataannya kedua faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri dalam operasionalnya. Atas dasar sedikit informasi tersebut di atas, maka dapatlah ditarik beberapa butir implikasi.
Pertumbuhan/perkembangan/kematangan peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut:
  1. Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu.
  2. Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan
  3. Dalam interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok sosialyang dalam hal ini ialah keluarga.
  4. Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik terutama orang tua,maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial,serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya
  5. Setelah umur kronologis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmani yang lain.
  6. Kematangan sosial merupakan landasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.
  7. Kematangan emosional melandasi kematangan sosial dan kematangan intelektual,karena sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan olehkondisi perasaannya.
  8. Kematangan jasmani merupakan dasar yang melandasi semua kematangan
  9. Pendidik yang berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam perkembangan dimasa kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segikematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yangefektif.
  10. .Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak dicapai olehanak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan polatingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
  11. Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi: hubungan emosional antarakeluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
  12. Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenalkenyataan di sekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa adanya.
  13. Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam segi ruhani ia mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karenaditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat.
  14. Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran




BAB III
PENUTUP


A.Simpulan
Dari uraian di atas penyusun memperoleh simpulan sebagai berikut ini:
1.Perkembangan kognisi terdapat empat periode utama yang berkorelasi dengandan
semakin canggih seiring pertambahanusia:
1).Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2).Pra-operasional(usia2-7tahun)
3).OperasionalKongkrit(usia7-11tahun)
4).OperasionalFormal(usia11tahunkeatas)
2.Implikasinya terhadap perkembangan bahasa, moral, dan segi pendidikan adalah
1. Implikasi Perkembangan Terhadap Bahasa
a.Bahasa Tubuh
b.Bicara
2.Implikasi terhadap perkembangan moral.
a.imitation
b.Internalisasi
c.Introvert dan ekstrovert
d.Kemandirian
e.ketergantungan
f..Bakat
4. Perkembangan konsep diri dan peranan social
Perkembangan konsep diri dan peranan social merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan psikososial peserta didik.
5. Implikasi terhadap berbagai segi pendidikan.
Implikasi perkembangan anak terhadap segi pendidikan salah satunya adalah terhadap penyelenggaraan pendidikan.





DAFTAR PUSTAKA


Sueparwoto.2007. PsikologiPerkembangan. Semarang:UPT MKK UNNES.
ekodageink.blogspot/2011/10/perkembangan-konsep-diri-pada-peserta.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar