PERKEMBANGAN ANAK DALAM BERBAGAI
SEGI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Psikologi Perkembangan
Nama Pengampu : Drs. H.A.Zaenal
Abidin,M.Pd.
Disusun oleh:
Tri Rokhayati 1401413309
Eki Susilowati 1401413356
Sri Nunuk Wulandari 1401413357
Arina Sarofah 1401413373
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai
pengetahuan, kreatifitas juga wawasan yang luas untuk memahami peserta
didiknya. Selain itu kita harusmengerti psikologi anak, kemampuan anak,
kelemahan anak dan keinginan anak yang mempunyai bakat tertentu yang dapat
meliputi aspek-aspek psikis maupun sosialnya. Untuk itu kita harus mengetahui
tingkat kemampuan dan perkembangan peserta didik dalam aspek-aspeknya
sehingga dapat diimplikasiklan dalam dunia kependidikan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
itu perkembangan kognisi?
2. Bagaimana
implikasinya terhadap perkembangan bahasa?
3.
Bagaimana implikasinya terhadap perkembangan moral?
4. Apakah perkembangan konsep diri dan peranan sosial?
5.
Bagaimana implikasinya terhadap berbagai segi dalam pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan
Kognitif
Teori Perkembangan Kognitif
dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang
psikolog
Swiss yang hidup tahun1896-1980.
Teorinya memberikan
banyak konsep utama dalam lapangan psikologi
perkembangan dan
berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan.
Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk
memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan
semakin canggih seiring pertambahan usia:
1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
Dalam tahap ini
perkembangan panca indra sangat berpengaruh dalam diri anak. Keinginan
terbesarnya adalah keinginan untuk menyentuh/memegang, karena didorong oleh keinginan untuk mengetahui reaksi dari perbuatannya. Dalam usia ini
mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah‘menangis’. Menurut
Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan
untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks
bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari
empat periode.
2. Pra-operasional (usia2-7tahun)
Anak pada masa ini memiliki
kecenderungan untuk meniru orang disekelilingnya. Meskipun pada saat berusia
6-7 tahun mereka sudah mulai mengertimotivasi, namun mereka tidak mengerti cara
berpikir yang sistematis-rumit. Dalam menyampaikan cerita harus ada alat
peraga.
3. Operasional Kongkrit (usia7-11tahun)
Anak pada tahap ini mempunyai
ciri berupa penggunaan logika
yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
1. Pengurutan
Kemampuan untuk mengurutan objek
menurut ukuran, bentuk, atauciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran,
mereka dapat mengurutkannyadari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
2. Klasifikasi
Kemampuan untuk memberi nama dan
mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau
karakteristik lain, termasuk gagasan bahwaserangkaian benda-benda dapat
menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut.
3. Decentering
Anak mulai mempertimbangkan
beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai
contoh anak tidak akan lagimenganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit
isinya dibanding cangkir kecil yangtinggi.
4. Reversibility
Anak mulai memahami bahwa jumlah
atau benda-benda dapatdiubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak
dapat dengan cepatmenentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4,
jumlah sebelumnya.
5. Konservasi
Memahami bahwa kuantitas,
panjang, atau jumlah benda-bendaadalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau
tampilan dari objek atau benda-bendatersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi
cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak,mereka akan tahu bila air
dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelasitu akan tetap
sama banyak dengan isi cangkir lain.
6. Penghilangan sifat
Egosentrisme
Kemampuan untuk melihat sesuatu
darisudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara
yang salah).Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan
boneka di dalamkotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan
boneka itu ke dalamlaci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam
tahap operasi konkrit akanmengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka
itu ada di dalam kotak walauanak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke
dalam laci oleh Ujang.
4. Operasional Formal (usia
11 tahun keatas)
Pengajaran pada anak pra-remaja
ini menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep
dan dapat berpikir, baik secara konkrit maupun abstrak, sehingga tidak perlu
menggunakan alat peraga.Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus
menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi
ketika memasuki usia pubertas.
B. Implikasi
Perkembangan Terhadap Bahasa
Tiap manusia mengawali
komunikasinya dengan dunia sekitarnya melalui bahasa tangisan mulai dari bahasa
tangis sampai proses berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi
baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa
gerak tubuh, ekspresi wajah, pantomim, atau seni.Bahasa adalah segala bentuk
komunikasi dimana pikiran dan perasaan seseorangdisimbolisasikan agar dapat
menyampaikan arti kepada orang lain. Perkembangan bahasa terdiri atas dua
periode besar, yaitu periode prelinguistik (antara 0-1 tahun) dan
linguistik (1-5 tahun). Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar,
yaitu:1). Fase satu kata atau holofrase
Fase ini mempergunakan satu kata
untuk menyatakan ikiran yang kompleks, baik yang berupa keinginan,
perasaan, atau temuan tanpa perbedaan yang jelas. Umumnya kata pertama yamg
diucapkan oleh anak adalah kata benda.2). Fase lebih dari satu kata Fase ini
terjadi pada anak berusia 18 bulan. Anak sudah dapat membuat kalimatsederhana
yang terdiri dari dua kata. Dan orang tua mulai melakukan tanya jawab
dengananak secara sederhana.3). Fase diferensiasiPeriode terakhir dari masa
balita ini antara 2,5-5 tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai
lancar dan berkembang pesat. Anak sudah dapat menyusun
kalimat, pertanyaan, menjawab, dan memerintah.
a. Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh adalah cara seseorang berkomunikasi
dengan mempergunakan bagian-bagian dari tubuh yaitu gerak isyarat,
ekspresi wajah, sikap tubuh. Bahasatubuh merupakan ungkapan komunikasi anak
yang paling nyata karena merupakanekspresi perasaan serta keinginan mereka
terhadap orang lain.
b. Bicara
Bicara adalah salah satu alat komunikasi yang
paling efektif. Tujuan dari bicaraadalah:
1). Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan.
2). Sebagai alat untuk menarik perhatian orang
lain.
3). Sebagai alat untuk membina hubungan sosial.
4). Sebaga alat untuk mengevaluasi diri sendiri.
5).Dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang
lain.
6). Untuk mempengaruhi pikiranorang lain.
c. Potensi anak berbicara, didukung oleh beberapa
hal:
1. Kematangan
alat berbicaraAlat-alat berbicara baru dapat berfungsi dengan baik setelah
sempurna dan dapatmembentuk atau memproduksi suatu kata dengan baik sebagai
permulaan berbicara.
2. Kesiapan
berbicaraKesiapan mental anak sangat bergantung pada pertumbuhan dan
kematanganotak.Biasanya dimulai anak berusia12-18 bulan.
3. Adanya
teladanAnak membutuhkan contoh tertentu agar dapat melafalkan kata dengan tepat
yangselanjutnya menyusun kalimat yang berarti.
4. Kesempatan
berlatihApabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan
timbulfrustasi.
5. Motivasi
untuk belajar dan berlatihMemberikan motivasi dan melatih anak untuk bicara
sangat penting bagi anak karena untuk memenuhi kebutuhannya untuk
memanfaatkan potensi anak.
6. BimbinganBimbingan
sangat penting untuk mengembangkan potensi anak. Bimbingansebaiknya selalu
dilakukan secar terus-menerus dan konsisten sehingga anak tidak mengalami
kesulitan apabila berbicara.
d. Gangguan dalam Perkembangan Bicara
Antara lain:
·
Anak cengeng. Anak yang
seringkali menangis dengan berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada
fisik maupun psikis anak. Dari segi fisik adalah berkurangnya energi yang
dapatmenyebabkan kondisi anak tidak fit. Sedangkan gangguan psikis yang muncul
adalah perasaan ditolak atau tidak dicintai oleh orang tuanya atau anggota
keluarga lain.
·
.Anak sulit memahami isi
pembicaraan orang lain. Hal ini disebabkan kurangnya perbendaharaan kata pada
anak dan juga orang tuaseringkali berbicara sangat cepat dengan mempergunakan
kata-kata yang belumdikenal oleh anak.
C. Implikasi terhadap perkembangan
Moral.
Beberapa proses pembentukan
prilaku dan sikap anak antara lain:
a. Imitasi (imitation)
Yaitu peniruan sikap, cara
pandang serta tingkah laku orang lain yang dilakukandengan sengaja oleh anak
.Anak mula melakukan peniruan sejak usia 3 tahun. Seringkali anak tidak hanya
meniru prilaku orang lain tetapi juga ekspresi orang lainterhadap sesuatu. Anak
yang menolak orang tuanya tidak meniru prilaku orang tuanyatetapi tanpa
disadarinya anak akan meniru sikap oran tuanya yang dapatmempengaruhi prilaku
anak tersebut.
b. Internalisasi
Yaitu suatu proses yang merasuk
pada diri anak karena pengaruh sosial yang paling mendalam dalam
kehidupannya. Dalam internalisdasi faktor yang paling penting adalah
adanya keyakinan dan kepercayaan pada anak tersebut terhadap pandangan
atau nilai tertentu dari orang lain dalam pergaulan sehari-hari.
c. Introvert dan ekstrovert
Introvert adalah kecenderungan
seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya. Minat, sikap, dan
keputusan yang diambil berdasar pada perasaan pemikiran dan pengalamannya
sendiri. Sedangkan ekstrovert adalah kecenderunganseseorang untuk mengarahkan
perhatian keluar dirinya. Minat dan keputusan yangdiambil lebih banyak
dtentukan oleh orang lain atau lingkungan.
d. Kemandirian
Pada anak istilah kemandirian
sering kali dikaitkan dengan kemampuan anak untuk melakukan segala sesuatu
berdasar kekuatan sendri tanpa bantuan orangdewasa. Kemandirian tidak sebatas
tindakan, tetapi bertalian dengan sikap psikologis.Dasar kemandirian adalah
adanya rasa percaya diri seseorang untuk menghadapi sesuatu dalam kehidupannya.
Kemandirian anak biasanya timbul mulai saat berpisah dengan orang dewasa, ingin
mengetahui sesuatu, dan kesadaran bahwa dia harus berbuat sesuatu tanpa
tergantung pada orang lain.
e. Ketergantungan
Karena kebutuhan hidupnya, anak
usia 6-12 tahun akan sangat tergantung pada orang tua atau orang dewasa lain.
Seiring bertambahnya usia ketergantungan tersebut akan berubah menjadi
kemandirian. Anak yang masih mempertahankan perilaku seperti pada masa kanak-kanak
akan mengalami kesulitan sehingga ia mengalami ketergantungan. Anak tersebut
memiliki ketidakmandirian yang mencakup fisik dan mental dan perilakunya yang berlainan dengan anak
lainnya. Anak ini pada umumnyamerasa rendah diri atau inverior karena tidak
dapat bersikap mandiri dan hidupnya selalu tergantung dengan orang lain.
f.. Bakat
Bakat merupakan potensi dalam
diri seseorang. Menurut ilmu pengetahuanterdapat dua jenis bakat yaitu:1).Bakat
yang bertalian dengan kemahiran atau kemampuan mengenai suatu
bidangkhusus.2).Bakat yang diperlukan untuk berhasil dalam pendidikan khusus.
Terdapat 3 faktor utama yang dapat mempengaruhi
tampilnya bakat anak yaitu:
1).Faktor Motivasi Faktor ini berhubungan dengan
daya juang anak untuk mencapai sasaran tertentu.Orang tua dan guru harus
memberikan motivasi kepada anak.
2).Faktor nilai(value), Faktor ini berkaitan dengan
bagaimana seseorang memberi arti terhadap hasil pekerjaan yang sesuai
bakatnya.
3).Konsep Diri Anak yang memilki konsep diri yang
positif selalu berusaha berinteraksi secara timbal balik dengan sesuatu yang
merupakan aktualisasi bakatnya sehingga anak ituakan lebih mudah mencapai
sesuatu yang dicita-citakannya
.D. Perkembangan konsep diri dan
peranan sosial
Perkembangan
konsep diri dan peranan social merupakan salah satu aspek penting dalam
perkembangan psikososial peserta didik. Konsep diri terbentuk melalui proses
belajar yang berlangsung sejak masa pertumbuhan hingga dewasa. Konsep diri
memengaruhi perilaku peserta didik dan akan mempunyai hubungan yang sangat
menentukan proses pendidikan dan prestatasi belajar peserta didik.
E. Implikasi terhadap berbagai
segi pendidikan.
Implikasi perkembangan anak
terhadap segi pendidikan salah satunya adalah terhadap penyelenggaraan
pendidikan. Sebagai
individu yang sedang tumbuh dan berkembang, maka proses pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik tersebut sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi antara
dua faktor yang sama-sama penting kedudukannya yaitu faktor hereditas dan faktor
lingkungan. Keberadaan dua faktor tersebut tidak bisa dipisakan satu sama lainnya
karena kenyataannya kedua faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri dalam
operasionalnya. Atas dasar sedikit informasi tersebut di atas, maka dapatlah
ditarik beberapa butir implikasi.
Pertumbuhan/perkembangan/kematangan
peserta didik terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut:
- Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada dalam lingkungan hidup itu.
- Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan
- Dalam interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota kelompok sosialyang dalam hal ini ialah keluarga.
- Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik terutama orang tua,maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan fisik, lingkungan sosial,serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya
- Setelah umur kronologis mencapai lingkungan tertentu, anak telah mencapai berbagai tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional, serta kemampuan jasmani yang lain.
- Kematangan sosial merupakan landasan bagi kematangan intelektual, karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan sosial tersebut.
- Kematangan emosional melandasi kematangan sosial dan kematangan intelektual,karena sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau ditentukan olehkondisi perasaannya.
- Kematangan jasmani merupakan dasar yang melandasi semua kematangan
- Pendidik yang berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam perkembangan dimasa kanak-kanak hendaklah memperhatikan keterkaitan antara berbagai segikematangan jasmani dan rohani anak dalam menciptakan lingkungan belajar yangefektif.
- .Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak dicapai olehanak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-kanak, yaitu sikap dan polatingkah laku terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
- Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi: hubungan emosional antarakeluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.
- Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak mengenalkenyataan di sekitarnya menurut keadaan senyatanya atau objektif apa adanya.
- Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam segi ruhani ia mengalami perkembangan pengetahuan dan kemampuan berpikir yang pesat pula karenaditunjang oleh hasrat belajar yang sehat serta ingatan yang kuat.
- Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan maupun pengajaran
BAB III
PENUTUP
A.Simpulan
Dari uraian di atas penyusun
memperoleh simpulan sebagai berikut ini:
1.Perkembangan kognisi terdapat empat periode utama
yang berkorelasi dengandan
1).Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2).Pra-operasional(usia2-7tahun)
3).OperasionalKongkrit(usia7-11tahun)
4).OperasionalFormal(usia11tahunkeatas)
2.Implikasinya terhadap perkembangan bahasa, moral,
dan segi pendidikan
adalah
1. Implikasi Perkembangan Terhadap Bahasa
a.Bahasa Tubuh
b.Bicara
2.Implikasi terhadap perkembangan moral.
a.imitation
b.Internalisasi
c.Introvert dan ekstrovert
d.Kemandirian
e.ketergantungan
f..Bakat
4. Perkembangan konsep diri dan peranan social
Perkembangan
konsep diri dan peranan social merupakan salah satu aspek penting dalam
perkembangan psikososial peserta didik.
5. Implikasi terhadap berbagai segi pendidikan.
Implikasi perkembangan anak
terhadap segi pendidikan salah satunya adalah terhadap penyelenggaraan
pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Sueparwoto.2007. PsikologiPerkembangan. Semarang:UPT MKK UNNES.
ekodageink.blogspot/2011/10/perkembangan-konsep-diri-pada-peserta.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar