Kamis, 16 Januari 2014

MAKALAH " TEORI DAN ALIRAN PENDIDIKAN "



                               
                                               
TEORI DAN ALIRAN PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan
Drs. Purnomo, M.Pd


Disusun oleh:
Arina Sarofah
1401413373


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013


BAB I
PEMBUKA
1.      Latar Belakang

Di dalam duian pendidikan terdapat aliran-aliran pendidikan yang  dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya.  Terdapat beberapa aliran pendidikan, salah satunya aliran pendidikan klasik. Pada aliran klasik di bagi menjadi empat aliran pendidikan, yaitu aliran pendidikan empirisme, aliran pendidikan nativisme, aliran pendidikan naturalisme, dan aliran pendidikan kovergensi.
Pendidikan tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui pengembangan. Pengembangan ini terjadi dari masa kolonial sampai sekarang, serta adanya pengembangan pendidikan islam.  Dalam teori pendidikan secara filosofis teori pendidikan klasik, pribadi, teknologi, dan interaksional. Teori pendidikan secara psikologis terdapat pendidikan kognitif, humanisme, behaviorisme, dan konstruksivisme.

2.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah aliran-aliran pendidikan?
2.      Bagaimanakah macam-macam aliran pendidikan klasik?
3.      Bagaimanakah pendidikan selama masa kolonial?
4.      Bagaimanakah gerakan baru dalam pendidikan?
5.      Bagaimanakah teori pendidikan secara filosofis?
6.      Bagaimanakah teori pendidikan secara psikologis?






BAB II
ISI
1.      Aliran-Aliran Pendidikan
Di dalam pelaksanaan pendidikan dan gagasan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakat sejak dulu hingga sekarang pendidikan selalu mengalami perkembangan iptek yang berkembang di negara kita saat ini. Di dalam berbagai kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tantang aliran-aliran, telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Untuk itu kita sebagai generasi penerus harus mengembangkan kebudayaan belajar mengajar dalam pendidikan agar lebih baik dari sebelumnya agar negara lebih maju dan berkembang.
Aliran Klasik dalam Pendidikan
Aliran-aliran klasik yang meliputi aliran Empirisme, Nativisme, Naturalisme dan Konvergensi merupakan benang-benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini dan mungkin yang akan datang. Aliran-aliran tersebut mewakili berbagai variasi pendapat tentang pendidikan mulai dari yang terendah sampai tingkat yang tinggi, seperti SD, SMP sedangkan yang tertinggi SMA dan sekolah perguruan tinggi.
Sehubungan dengan kajian tentang aliran-aliran pendidikan, perbedaan pandangan itu berawal dari perbedaan pandangan tentang perkembangan manusia itu sendiri. Terdapat perbedaan penekanan didalam suatu teori kepribadian tertentu tentang faktor manakah yang paling berpengaruh dalam perkembangan kepribadian. Perkembangan kepribadian itu bisa dipengaruhi oleh lingkungan karena dalam lingkungan sehari-hari dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.
1.1  Aliran Empirisme
Menurut aliran ini manusia itu dilahirkan putih bersih seperti kertas putih, artinya tidak membawa potensi apa-apa. Perkembangan selanjutnya tergantung pada pendidikan dan lingkungan. Pendidik memegang peranan penting dengan menyediakan lingkungan pendidikan yang akan diterima oleh anak sebagai pengalaman guru dan orang tua paling menentukan hasil pendidikan. Menurut pandangan empirisme pendidik memegang peranan yang sangat penting sebab pendidikan kepada anak menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dna akan diterima oelh anak sebagai pengalaman.
1.2 Aliran Nativisme
Menurut aliran natuvisme manusia dilahirkan dengan potensi-potensi yang sudah jadi, sehingga faktor pendidikan dan lingkungan tidak ada pengaruhnya terhadap perkembangan anak, yang baik akan menjadi baik dan yang jelek akan menjadi jelek. Aliran ini berpendapat sekalipun diperlukan pendidikan, pendidikan tersebut hanya bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan potensi yang dibawa sejak lahir. Istilah nativisme dari asal kata Native yang berarti terlahir. Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat. Sebaliknya kalau anak mempunyai pembawaan baik maka ia akan menjadi orang baik. Pembawaan buruk dan baik ini tidak dapat diubah dari kekuatan luar.
1.3 Aliran Naturalisme
Menurut aliran ini manusia itu pada waktu lahir mempunyai pembawaan baik karena pada dasarnya manusia baik karena pada dasarnya biarkan berkembang baik di alamnya. Hukum yang mutlak bagi pendidikan masa anak-anak ialah tindakan belajar mengajak. Pembawaan tidak akan berkembang dengan baik manakala tidak ada dukungan pendidikan dan aturan lingkungan. Sebaliknya pendidikan atau lingkungan tidak akan berhasil dengan baik manakala pada diri anak tidak ada pembawaan yang mendukungnya. Seorang anak memang mempunyai potensi-potensi yang berbeda-beda pada dirinya, jika potensi tersebut tidak dikembangkan tidak akan dapat ditunjukkan oleh seseorang tersebut. Lingkungan juga dapat mempengaruhi perkembangan dalam potensi-potensi anak.


1.4 Aliran Konvergensi
Dalam aliran konvergensi seorang anak dilahirkan di dunia ini sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Itu semua tergantung pada lingkungan dan perkembangan potensi anak dalam belajar menyikapi perilakunya agar dapat menjadi lebih baik. Tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang dalam diri anak tidak dapat menghasilkan perkembangan anakyang optimal kalau memang diri anak tidak terdapat bakat yang mengembangkan itu. Kemampuan dua orang anak (yang tinggal dalam satu lingkungna yang sama) untuk mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu disebabkan oleh adanya perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaan situasi lingkungan, biarpun lingkungnan kedua anak tersebut menggunakan bahasa sama.
2.      Pendidikan selama Masa Kolonial

2.1 Pendidikan pada Masa Kolonial
Pada tahun 1816 VOC mengadakan pendidikan bagi masyarakat keturunan asing/ Belanda yang diserahkan pada gereja dengan menggunakan pengantar bahasa Belanda.
Setelah VOC runtuh kegiatan pendidikan ditangani pemerintah langsung. Pengadaan pendidikan diperuntukkan bagi pemenuhan akan kebutuhan tenaga tenaga pemerintahan.
1812 didirikan sekolah untuk anak anak keturunan Belanda dengan mata pelajaran :
1.          menulis
2.          berhitung
3.          membaca
4.          agama
5.          bahasa

Pada tahun 1830 pada masa tanam paksa didirikan sekolah untuk Bumi Putra. Hal ini disebabkan pemerintah memerlukan tenaga terampil untuk pengawasan kegiatan tanam paksa/sebagai mandor diperkebunan.
Pada tahun 1860 pemerintah mendirikan pendidikan menengah untuk kaum keturunan asing dan para bangsawan.
Pada tahun 1867 pemerintah membagi pendidikan menegah menjadi dua, yaitu :
1. Pendidikan menengah A yang ditempuh selama 5 tahun. Setelah lulus siswanya dapat melanjutkan ke pendidikan atas
2. Pendidikan menengah B yang ditempuh selama 3 tahun. Setelah lulus siswanya dapat melanjutkan ke pendidikan perwira, pegawai negri dan akademi perdagangan.

Pada tahun 1849 didirikan sekolah untuk Bumi Putra dengan menggunakan bahasa Jawa di semua karesidenan ( pembantu gubenur pada masa sekarang).
Pada tahun 1851 didirkan sekolah ahli kesehatan.
Pada tahun 1873 didirikan sekolah pertukangan bagi anak anak berumur 7 – 16 tahun.
Pada tahun 1876 didirikan sekolah pertanian  di Bogor yang kemudian berkembang menjadi IPB ( Institut Pertanian Bogor ). Dan kedokteran hewan di Surabaya yang kemudian merkembang menjadi Universitas Airlangga.

Seiring perkembangan Liberalisme arah pendidikan berubah. Terjadi penyetaraan (pada posisi penting di pemerintahan) antara Bumi Putra dengan bangsa Belanda atau keturunan Belanda dengan menggunakan bahasa Melayu. Pada akhir abad 19 perkembangan pendidikan untuk Bumi Putra berkembang muncul sekolah–sekolah untuk perempuan, diantaranya :
1.          Sekolah untuk perempuan yang pelopori oleh RA Kartini.
2.          Sekolah untuk istri yang dipelopori Dewi Sartika.

2.2  Pendidikan Islam pada Masa Pergerakan

Pendidikan Islam pada masa kolonial, umumnya dalam bentuk pesantren dan madrasah. Pesantren dan madrasah merupakan jenis sekolah yang coraknya bertolak belakang dengan sekolah yang diperkenalkan pemerintah kolonial, baik dari sudut isi pengajaran maupun cara pendidikan. Pendidikan Islam pada masa kolonial dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Pendidikan Islam Muhammadiyah
Lembaga pendidikan Muhammadiyah yang muncul pada masa kolonial antara lain Hollands Inlands School (sekolah guru) di Yogyakarta, 32 buah Sekolah Dasar Lima Tahun, sebuah Schakel School, 14 buah Madrasah. Lembaga pendidikan ini juga mendirikan HISP Muhammadiyah, Mulo Muhammadiyah, Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah Muhammadiyah.
2. Pendidikan Islam NU (Nahdlatul Ulama)
Salah satu kegiatan NU dalam bidang pendidikan adalah membangun madrasah yang berdasarkan agama Islam. Lembaga pendidikan yang didirikan oleh organisasi NU pada masa kolonial antara lain:
a) Madrasah Alawiyah, dengan lama belajar 2 tahun
b) Madrasah Ibtidaiyah, dengan lama belajar 3 tahun
c) Madrasah Tsanawiyah, dengan lama belajar 3 tahun
d) Madrasah Mu'alimin Wustha, dengan lama belajar 2 tahun
e) Madrasah Mu'alimin Lilya, dengan lama belajar 3 tahun

3.         Gerakan Baru dalam Pendidikan

3.1               Pengajaran Alam Sekitar
     Pengajaran alam sekita merupakan gerakan pendidikan yang mendekatkan anak pada alam sekitarnya. Prinsip dari pengajaran alam sekitar adalah:
a.     Dengan pengajaran alam sekitar itu guru dapat meragakan secara langsung.
b.    Memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya agar anak aktif atau giat.
c.     Memungkingkan memberikan pengajaran totalitas.
d.    Dapat memberikan anak bahan apersepsi intelektual yang kukuh.
e.     Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional.

3.2               Pengajaran Pusat Perhatian

            Pengajaran ini merupakan gerakan yang telah mendorong berbagai upaya agar dalam kegiatan belajar mengajar diadakan berbagai variasi sehingga perhatian siswa tetap terpusat pada bahan ajaran.

3.3               Sekolah Kerja

            Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Gerakan ini juga meluas sampai ke Indonesia, yang dikenal dengan istilah sekolah kejuruan.

4.      Teori Pendidikan secara Filosofis
No.
Filsafat Pendidikan
Teori Pendidikan
1
Essensialisme dan parenialisme
Pendidikan klasik (akademik)
Teori ini menekankan pada intelektual manusia dari budaya masa lalu hingga sekarang.

2
Naturalisme dan progesivisme
Pendidikan pribadi (humanistik)
Teori ini bertujuan untuk membentuk aktualisasi diri seseorangsecara utuh. Dengan melalaui proses evaluasi, proses, dan hasil. Teori ini dilakukan dengan menggunakan aktive learning.

3
Pragmatisme
Pendidikan teknologi
Teori ini di lihat dari hardwere, softwere, dan evaluasi hasil. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran dengan melakukan pemecahan masalah dan pendekatan saintifik.

4
Rekontruksionisme dan kontruktivisme
Pendidikan interaksional
Teori ini bertujuan untuk
1.      Dapat  membentuk manusia menjadi agen pembaharu masyarakat.
2.      Peserta didik mampu memecahkan masalah alam dan masalah sosial
3.      Mampu menyiapkan warga negara yang baik.


5.Teori Pendidikan secara Psikologis

Merupakan wujud implementasi tentang bagaiman belajar dan pembelajaran.
1.      Kognitif
Manusia belajar dan memahami proses pembentuka kognitif.
2.      Humanisme
Manusia belajar dan berupaya mencapai kedewasaan, menjadi manusia yang utuh, serta mencapai aktualisasi diri. Trori tentang memanusiakan manusia.
3.      Behaviorisme
Teori tentang perilaku manusia, yaitu manusia belajar dan berupaya mengubah atau membentuk perilaku dan memanfaatkan tekhnologi dalam pembelajaran atau strategi penerapan tekhnologi alat dan sistem.
4.      Konstruktivisme
Manusia belajar berupaya membangun pengetahuan baru dari pengalaman sebelumnya sebagai proses untuk menyelesaikan masalah. Manusia harus aktif, kreatif, dan mandiri.




BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Dalam pendidikan terdapat empat aliran klasik pendidikan, yaitu aliran pendidikan empirisme, aliran pendidikan nativisme, aliran pendidikan naturalisme, dan aliran pendidikan konvergensi. Pendidikan tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui pengembangan. Pengembangan ini terjadi dari masa kolonial sampai sekarang, serta adanya pengembangan pendidikan islam.  Dalam teori pendidikan secara filosofis teori pendidikan klasik, pribadi, teknologi, dan interaksional. Teori pendidikan secara psikologis terdapat pendidikan kognitif, humanisme, behaviorisme, dan konstruksivisme.
2.      Saran
Sebagai manusia harus selalu belajar. Banyak teori pendidikan yang bisa kita kembangkan. Dan sebagai guru yang baik harus bisa mengerti pendidikan mana yang terbaik untuk peserta didiknya. Di dalam pembuatan makalah ini saya memiliki banyak kesalahan dalam penulisan. Bila ada saran atau kritikan dengan makalah ini mohon di sampaikan.













Daftar Pustaka
            Munib A, dkk, 2010. Pengantar Ilmu Pendidikan. Pusat Pengembangan MKU UNNES. Semarang.
Juhri, 2009. Landasan dan Wawasan Pendidikan. Lampung. Lemut UM Metro Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar